Pengertian Deskripsi Strategi Belajar Murder
Sabtu, 16 Januari 2016
Edit
Sabtu, 16 Januari 2016
Konten [Tampil]
Pengertian Deskripsi Strategi Belajar Murder
Profesi guru selaku manager dalam proses belajar mengajar memiliki kewenangan dalam mengupayakan serta mengatur jalannya sebuah pembelajaran, ditangan guru ditentukan strategi, pendekatan/metode, menentukan media sesuai dengan karakteristik materi, pengaturan suasana kelas dan lain sebagainya, harapannya adalah dengan kompetensi profesionalismenya guru mampu menciptakan nuansa belajar mengajar yang ideal, tepat dalam menggunakan strategi, metode/pendekatan, penggunaan media, serta sarana belajar yang lainya sehingga proeses belajar mengajar menghasilkan peserta didik dengan sejumlah kompetensi yang diharapkan.
Salah satu kegiatan selama proses belajar-mengajar biasanya seorang guru meminta siswa untuk mengerjakan tugas-tugas tertentu, baik yang dikerjakan secara mandiri maupun berkelompok. Seringkali siswa juga diminta membaca suatu topik guna menyusun suatu laporan singkat atau untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam suatu tes.
Agar dapat melakukan hal di atas diperlukan penerapan strategi-strategi belajar yang diterapkan mengacu pada perilaku dan proses-proses berfikir yang digunakan siswa dalam menyelesaikan tugas-tugasnya termasuk proses memori atau mengingat.
Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Dikemukakan Syaiful Bahri Djamara dan Aswan Zain bahwa Ada empat langkah strategi dasar dalam belajar yang meliputi hal- hal sebagai berikut:
- Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingka laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan.
- Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat.
- Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat memperoleh tujuan.
- Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan.
Berangkat dari sinilah dengan masalah-masalah yang dijumpai dalam dunia pendidikan kita, dalam rangka mengembangkan system belajar yang efektif dan efisien diterapkan strategi belajar Murder yang diadopsi dari buku karya Bob Nelson “The Complete Problem Solver” yang merupakan gabungan dari beberapa kata yang meliputi:
1. Mood (Suasana Hati).
Proses pembelajaran adalah proses yang dapat mengembangkan seluruh potensi siswa. Seluruh potensi itu hanya mungkin dapat berkembang manakala siswa terbebas dari rasa takut dan menegangkan. Ranah kecerdasan emosional ini berkaitan dengan pandangan kita tentang kehidupan, kemampuan kita bergembira, sendirian dan dengan orang lain, serta keseluruhan rasa puas dan kecewa yang kita rasakan.
Ranah suasana hati umumnya juga memiliki dua skala, hal ini senada apa yang telah diungkapkan hamzah dalam orientasi baru dalam psikologi pembelajaran , yaitu sebagai berikut:
a. Optimisme, yaitu kemampuan untuk mempertahankan sikap positif yang realistis terutama dalam menghadapi masa-masa sulit. Dalam pengertian luas, optimisme berarti makna kemampuan melihat sisi tentang kehidupan dan memelihara sikap positif, sekalipun kita berada dalam kesulitan. Optimisme mengasumsikan adanya harapan dalam cara orang menghadapi kehidupan.
b. Kebahagiaan, yaitu kemampuan untuk mensyukuri kehidupan, menyukai diri sendiri dan orang lain, dan untuk bersemangat serta bergairah dalam melakukan setiap kegiatan.
Oleh karena itu perlu diupayakan agar proses pembelajaran merupakan proses yang menyenangkan bisa dilakukan:
Pertama, dengan menata ruangan yang apik dan menarik, yaitu yang memenuhi unsur-unsur kesehatan, kedua, melalui pengelolaan yang hidup dan bervariasi yakni dengan menggunakan pola dan model pembelajaran, media dan sumber belajar yang relevan.
Dari gambaran inilah dapat dipahami bahwa proses pembelajaran juga menuntut adanya suasana hati yang kondusif, bagaimanapun tidak ketika sebuah proses pembelajaran berjalan tetapi suasana hati peserta didik kurang kondusif maka ada kemungkinan proses situ berjalan kurang efektif, dikarenakan adanya rasa tidak nyaman, was-was dan lain sebagainya penyakit hati yang menggangu aktivitas pembelajaran. Yang pada akhirnya juga mempengaruhi hasil belajar yang dicapai bahkan tidak memungkinkan gagalnya proses pentranveran pesan-pesan kepada peserta didik.