Cara Penularan Penyakit Tuberkulosis

Cara Penularan Penyakit Tuberkulosis
Senin, 04 Januari 2016
Konten [Tampil]
BAHAN SKRIPSI
Cara Penularan 

Sumber penularan adalah penderita Tuberkulosis BTA positif. Pada waktu batuk atau bersin, penderita menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet (percikan dahak). Droplet yang mengandung kuman dapat bertahan di udara pada suhu kamar selama beberapa jam. Orang dapat terinfeksi kalau droplet tersebut terhirup kedalam saluran pernafasan, kuman Tuberkulosis tersebut dapat menyebar dari paru ke bagian tubuh lainnya, melalui sistem peredaran darah, sistem saluran limfe, saluran nafas, atau penyebaran langsung ke bagian-bagian tubuh lainnya. 

Daya penularan dari seorang penderita ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat positif hasil pemeriksaan dahak negatip (tidak terlihat kuman), maka penderita tersebut dianggap tidak menular. 

Kemungkinan seseorang terinfeksi Tuberkulosis ditentukan oleh konsentrasi droplet dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut. Faktor yang mempengaruhi kemungkinan seseorang menjadi penderita Tuberkulosis adalah daya tahan tubuh yang rendah, diantarannya gizi buruk atau HIV/AIDS. 

Penemuan Penderita Tuberkulosis Pada Orang Dewasa 
Penemuan penderita Tuberkulosis dilakukan secara pasif, artinya penjaringan tersangka penderita dilaksanakan pada mereka yang datang berkunjung ke unit pelayanan kesehatan. Penemuan secara pasif tersebut didukung dengan penyuluhan secara aktif, baik oleh petugas kesehatan maupun masyarakat, untuk meningkatkan cakupan penemuan tersangka penderita. Cara ini biasa dikenal dengan sebutan passive promotive case finding (penemuan penderita secara pasif dengan promosi aktif). 

Selain itu, semua kontak penderita Tuberkulosis BTA positif dengan gejala sama, harus diperiksa dahaknya. Seorang petugas kesehatan diharapkan menemukan tersangka penderita sedini mungkin, mengingat Tuberkulosis adalah penyakit menular yang dapat mengakibatkan kematian. Semua tersangka penderita harus diperiksa 3 spesimen dahak dalam waktu 2 hari berturut-turut, yaitu sewaktu-pagi-sewaktu (SPS). 

Diagnosis Tuberkulosis Pada Orang Dewasa 
Diagnosis Tuberkulosis pada orang dewasa dapat ditegakkan dengan ditemukannya BTA pada pemeriksaan dahak secara mikroskopis. Hasil pemeriksaan di nyatakan positif apabila sedikitnya dua tiga spesimen SPS BTA hasilnya positif. 

Bila hanya 1 yang positif perlu diadakan pemeriksaan lebih lanjut yaitu foto rontgen dada atau pemeriksaan dahak SPS di ulang. 

Kalau hasil rontgen mendukung Tuberkulosis, maka penderita didiagnosis sebagai penderita Tuberkulosis BTA positif. 

Kalau hasil rontgen tidak mendukung Tuberkulosis, maka pemeriksaan dahak SPS diulangi 

Apabila fasilitas memungkinkan, maka dapat dilakukan pemeriksaan lain, misalnya biakan. Bila ketiga spesimen dahak hasilnya negatif, diberikan antibiotik spektrum luas (misalnya kotrimoksasol atau Amoksisilin) selama 1 – 2 minggu. Bila tidak ada perubahan, namun gejala klinis tetap mencurigakan Tuberkulosis, ulangi pemeriksaan dahak SPS. 

  • Kalau hasil SPS positif, didiagnosis sebagai penderita Tuberkulosis BTA positif. 
  • Kalau hasil SPS tetap negatif, lakukan pemeriksaan foto rontgen dada, untuk mendukung diagnosis Tuberkulosis. 
  • Bila hasil rontgen mendukungTuberkulosis, didiagnosis sebagai penderita Tuberkulosis BTA negatif Rontgen positif. 
  • Bila hasil rontgen tidak mendukung Tuberkulosis , penderita tersebut bukan Tuberkulosis . 

UPK yang tidak memiliki fasilitas rontgen, penderita dapat di rujuk untuk foto rontgen dada. Di Indonesia pada saat ini, uji tuberkulin tidak mempunyai arti dalam menentukan diagnosis Tuberkulosis pada orang dewasa, sebab sebagian besar masyarakat sudah terinfeksi dengan Mycrobacterium tuberculosis karena tingginya prevalensi Tuberkulosis. Suatu uji tuberkulin positif hanya menunjukkan bahwa yang bersangkutan pernah terpapar dengan Mycobacterium tuberculosis. Dilain pihak, hasil uji tuberkulin dapat negatif meskipun orang tersebut menderita Tuberkulosis, misalnya pada penderita HIV/AIDS, malnutrisi berat, Tuberkulosis milier dan morbili.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel